Siapa
yang tidak pernah cemburu? Semua orang, bahkan semua makhluk mungkin
pernah mengalaminya. Apakah rasa cemburu itu adalah sebuah pertanda
sayang? Sebuah pertanyaan yang patut di ulas secara cermat. Jangan
sampai anda terjebak dengan perasaan “cemburu”. Kata orang, cemburu
tanpa alasan yang jelas adalah “cemburu buta”. Setelah membaca artikel
ini, anda akan mendapatkan sebuah istilah lain, dari kata “cemburu”,
bagaimana cemburu bisa tumbuh, dan jenis-jenis cemburu yang “sehat”.
Sebelum
membahas cemburu lebih dalam, alangkah baiknya kita menyamakan persepsi
terhadap kata cemburu terlebih dahulu. Cemburu adalah salah satu aspek
psikologis, dimana muncul perasaan “ketidakseimbangan” emosi. Perasaan
yang tidak seimbang membuat seseorang berusaha untuk mencapai yang ideal
(equilibrium/seimbang). Cemburu adalah salah salah jenis
strain/tegangan yang bisa membuat seseorang menjadi stress. Dalam
kehidupan manusia normal, strain/tegangan sangat diperlukan untuk
menstimulasi seseorang agar menjadi lebih baik. Dalam arti kata, ujian
sangat penting untuk menghasilkan manusia-manusia unggul. Seseorang yang
tidak sanggup menghadapi ujian, maka akan akan mengalami represi
ataupun mengalami regresi (kembali kebelakang) dalam sejarah
perkembangan hidupnya. Demikian juga cemburu, ada orang yang sanggup
menerimanya sebagai sebuah tantangan untuk berbuat lebih baik, dan ada
orang yang menganggap itu adalah sebuah kehancuran (represi), ataupun
tidak bisa berbuat apa-apa (regresi/kembali kebelakang, berkelakuan
seperti anak-anak).
Kapan rasa cemburu itu muncul? Dia muncul pada tiga kategori. Pertama karena takut “kehilangan” sesuatu (cemburu tingkat dasar). Kedua karena takut “tersaingi” (harga diri terlampaui), Ketiga karena merasa ada “permasalahan yang tidak terpecahkan” (cemburu bagi orang-orang kreatif dan pemikir).
Kali ini kita hanya akan membahas Cemburu karena takut “kehilangan”.
Ini adalah jenis cemburu paling dasar. Dalam teori psikoanalisa, dia
adalah “id” (insting dasar). Ketakutan yang dialami seseorang pada
tingkat ini memiliki objek yang jelas, dapat dilihat secara kasat mata.
Objek yang menjadi pusat rasa cemburu adalah sesuatu yang sangat berguna
dan berharga dalam hidup seseorang. Karena objek itu sangat berharga,
sehingga seseorang mengembangkan rasa ketakutan akan kehilangan.
Ada
dua jenis respon yang kemungkinan muncul dengan cemburu jenis ini,
yakni menerima kenyataan atau menolak (represi atau regresi bahkan bisa
menimbulkan agresi). Dalam kasus asmara/cinta, kita bisa mengetahui
seseorang mengalami cemburu yang positif (menimbulkan rasa sayang), atau
cemburu yang dapat menimbulkan hal-hal yang negatif (cemburu buta yang
menimbulkan kerusakan).
Seseorang
yang berpikir positif akan kecemburuan terhadap sesuatu akan menerima
kenyataan, sekaligus berusaha untuk berbuat yang terbaik agar objek yang
merupakan pusat rasa cemburu bisa dimiliki sepenuhnya, dan bisa merasa
aman. Berbeda dengan orang yang mengembangkan rasa cemburu yang negatif
dia akan menolak kenyataan, kemungkinan dia akan mengalami represi atau
regresi, ataupun akan melakukan agresi/menyerang. Kasus dalam
asmara/cinta, seseorang yang mengalami cemburu negatif, jenis respon
tingkah laku yang diperlihatkan kemungkinan akan menyimpan dalam hati
permasalahan (represi), ada yang mengangis (seperti anak kecil/regresi),
dan dalam sebuah pasangan tidak jarang juga kita menemui kasus agresi
(menyerang/berkelahi). Kasus agresi inilah yang merupakan kasus paling
banyak dialami pasangan, baik suami istri maupun masih dalam konteks
pacaran.
Cemburu
yang sifatnya negatif adalah sebuah penolakan (denial) terhadap
kenyataan. Respon tingkah lakunya akan negatik, menyalahkan pihak
luar/stimulus yang merupakan penyebab hilangnya objek yang paling
berharga (cinta). Dia tidak berpikir bahwa, lepasnya objek yang paling
berharga dalam hidupnya karena kurang kuat memegang objek tersebut.
Ibarat se ekor burung yang terbang yang sebelumnya ada dalam
gengamannya. Dia akan menyalahkan seseorang, mengapa burung tersebut
lepas, padahal dia sendiri kurang erat memegangnya.
Mungkin
anda pernah mendengar, kasus seorang ibu yang membunuh ketiga anaknya,
karena “terlalu mencintai anaknya tersebut’ (negatif), atau suami istri
yang sebelumnya hidup rukun kemudian saling benci (denial/penolakan),
atau sepasang kekasih yang kemudian “putus”. Ini adalah contoh cemburu
yang negatif, yang mengembangkan perilaku merusak.
Tidak
semua perasaan cemburu melambangkan kasih sayang. Bisa saja perasaan
cemburu berlanjut pada kebencian bila seseorang mengembangkan tingkah
laku denial (penolakan) terhadap peristiwa yang dihadapi.
Ingin cemburumu adalah pertanda sayang, hadapi masalah secara “dewasa”…
Post a Comment
Silahkan Berkomentar