Ayam
kampus memang bukan fenomena baru, tapi faktanya tidak semua orang bisa
menemui dan bercengkrama secara langsung. Tingkahnya yang liar,
tubuhnya yang bersih,
gerakannya yang gesit membuat orang susah untuk bertemu dengannya. Dan
lagi, tidak semua kampus memiliki ayam kampus. Jikapun ada, maka Ia
cenderung untuk tidak bergaul secara terbuka dengan mahasiswa biasa,
kecuali yang bisa melindungi dan membahagiakannya. Apalagi untuk bergaul
terlalu akrab dengan dosen, ayam kampus pastinya lebih memilih
menghindar.
Ayam kampus yang pernah saya temui
adalah ayam kampus yang tergolong unik. Ia lain dari pada yang lain.
Gerakannya yang liar membuat saya tidak akan pernah melupakannya.
Kegesitannya membuat saya selalu merindukannya. Apalagi kulitnya yang
halus terasa masih membekas hingga sekarang. Melihatnya melangkah
membuat saya ingin mengejarnya dan mendekapnya erat-erat dan tidak mau
melepaskannya lagi, karena jika saya lepas Ia bisa pergi dan jatuh
kepelukan orang lain. Ingin rasanya menyimpannya dalam museum pribadi.
Cerita dan kisah berawal dari dialog dengan seorang teman sekampus saya dulu. Berikut kisahnya :
Teman Saya : “Den, mau ketemu ayam kampus gak?”Saya : “Hayuh.. dimana, kapan? Cakep gak?” Jawab saya penasaran dan merasa tertantang, apalagi saat itu saya masih berstatus mahasiswa baru yang belum tahu seluk beluk kampus.
Kemudian, tanpa basa-basi sang teman pun
mengajak saya menuju sebuah tempat disudut kampus. Tidak lama berjalan,
sampaikan kita berdua di Sekretariat Mahasiswa Pecinta Alam dikampus
saya.
Saya : “Loh kok kesini, jangan bilang ayam kampusnya ada disini bro?!”Teman Saya : “Emang disini, tuh liat itu ayamnya! Seksi kan bro? Pegang aja mumpung udah jinak!” Jawab teman saya sambil menujuk pada seokor ayam kate yang sedang dikasih makan oleh seorang mahasiswa pecinta alam ditempat tersebut.
Dan…. BT lah saya dibuatnya.. seperti Anda yang juga mungkin BT membaca tulisan ini.
– Tapi rasa BT itu dengan cepat berubah menjadi rasa geli dan
tertawalah kita berdua ditempat itu. Adapun si ayam kampus dan si
mahasiswa pecinta alam yang sedang memberinya makan pun tampak
kebingungan melihat kami berdua yang terpingkal-pingkal tertawa. Pasca
kejadian dan perkenalan dengan ayam kampus itu, saya pun menjadi akrab
dengan si ayam, apalagi si ayam memang sering berkeliaran di kampus saya
sehingga saya pun bisa dengan mudah menemuinya, maklum saya sering
bermalam juga dikampus, ya secara aktif di pers mahasiswa yang terkadang
juga menginap di sekretariat organisasi.
Itulah ayam kampus yang sebenar-benarnya
ayam kampus. Bukan khiasan dan penghakiman. Kasihan kan cewek yang
disamakan dengan ayam, dan lagian kasihan juga tuh ayam gak tahu dosa
disangkut pautkan dengan perilaku mahasiswi bengal.
Post a Comment
Silahkan Berkomentar