AKU PERGI
Setelah melintasi waktu bersimpah pesonamu
Kini semua terasa tiada
Makna yang terendap lama
Dan mendekam dalam gugusan matahari
Tak lagi bisa kuraba
Semua seperti kembali kosong
Harapanku akanmu,
Seperti menemui titik penghabisannya
Apa gerangan yang terjadi?
Tiba-tiba aku enggan mengumbar rinduku
Tiba-tiba aku ingin berhenti mencintaimu
Mungkinkah karena sikapmu yang makin lama tak lagi membiusku
Perlahan menghilang di balik dusta
Auramu yang makin pudar oleh sikap tak pasti
Angkuhmu melemahkanku
Bisumu menyurutkan langkahku
Aku lebih baik pergi…..
APA KABAR?
Langit mangatup
Dicumbu mendung dan gerimis yang turun sedari pagi
Aku lelap dalam tidur tanpa mimpi
Terlalu banyak kenangan yang tumpah di sore kemarin
Hingga malamku pun terlewati tanpa angan dan khayal lagi Setiap gerakmu adalah catatan dan cerita yang tak lekang oleh masa
Kemarin kita bertemu, hari ini seribu keindahan terbenam dalam memori hati
Tergurat di setiap detak jam yang mengiring detak jantung
Sedang apa engkau, matahariku?
Setelah melintasi waktu bersimpah pesonamu
Kini semua terasa tiada
Makna yang terendap lama
Dan mendekam dalam gugusan matahari
Tak lagi bisa kuraba
Semua seperti kembali kosong
Harapanku akanmu,
Seperti menemui titik penghabisannya
Apa gerangan yang terjadi?
Tiba-tiba aku enggan mengumbar rinduku
Tiba-tiba aku ingin berhenti mencintaimu
Mungkinkah karena sikapmu yang makin lama tak lagi membiusku
Perlahan menghilang di balik dusta
Auramu yang makin pudar oleh sikap tak pasti
Angkuhmu melemahkanku
Bisumu menyurutkan langkahku
Aku lebih baik pergi…..
DI UJUNG PAGI Mengapa bahagia beranjak pergi? Jauh kudekap, ditepis sunyi mencercap Sementara, tak sedikit pun kakiku bergerak meninggalkan penantian yang kusekap Di batas rindu, menyekatkan cinta dalam pedih yang meratap Dengan apa lagi kugambarkan jujur dan tulusku? Aku terbentur jawab yang beum juga terungkap Dijerat mimpi semu tanpa penghabisan yang merekat Di ujung pagi, aku tercekat Mendambamu, setiap saat |
DI TEPI DAMBA Hening terpuruk terikat bayangmu Membatu dalam benak tak mau pergi Mengapa selalu ada bayangmu mengasah tajam Di tepi damba yang berarak menuju hatiku Bersimbah keindahan yang melukis birunya sinar matamu Berpeluh cinta yang mempesonakan bagai sepotong senja Detik ini, aku memeluk hening, untuk dirimu …. |
DATANGLAH PENANTIAN Apakah desah itu masih setia mengiring hatimu? Di antara debar jantung yang merindukanmu aku memilin seraut wajah yang menghantui malam-malamku Kuingin engkau ada dalam keputus-asaanku Menantimu hingga kaki-kaki tak mampu lagi berjalan Seandainya desah itu masih bisa kucium di sudut malam ini Akan kukatakan pada awan hitam Aku ingin menyapamu meski hanya lewat semilir angin Tak kuasa sudah aku ingin rebah di lapang hatimu Dan menangis di ujung matamu |
Langit mangatup
Dicumbu mendung dan gerimis yang turun sedari pagi
Aku lelap dalam tidur tanpa mimpi
Terlalu banyak kenangan yang tumpah di sore kemarin
Hingga malamku pun terlewati tanpa angan dan khayal lagi Setiap gerakmu adalah catatan dan cerita yang tak lekang oleh masa
Kemarin kita bertemu, hari ini seribu keindahan terbenam dalam memori hati
Tergurat di setiap detak jam yang mengiring detak jantung
Sedang apa engkau, matahariku?
Post a Comment
Silahkan Berkomentar