Puisi Cinta | Meraih Mimpi

Posted by Puisi Cinta Romantis




Kerinduanku

Kepekatan malam menghantarkanku
Dalam kesunyian hati ini
Gerbang impian tlah menghanyutkanku
Dalam gemerlapnya dunia ini

Peri hatiku yang hilang
Serpihan rasaku mengingatkanmu
Ingatkan dekapan sayapmu itu
Kala senja mendekati hidupku

Cahaya hatimu masih kurasa
Meski nian menjauhi badan
Aku pun tersadar betapa hatiku rindu
Semua tentang periku yang telah pergi



Mimpi Manis

Terbangun aku dari tidurku
Dari kelelahan yang kian mendera
Namun bertaburan mimpi manis
Memikat hati kecilku

Sosok maya dalam mimpi
Dambaan hati kala senja
Teman hidup kala pagi
Imam hidupku hingga akhir hayat

Oh engkau yang kunanti
Tak hanya dalam maya
Siapakah engkau
Sungguh Robbku lebih tahu



Marhaban Ya Ramadhan

Hati riang senyum mengembang
Saat engkau datang
Menguji iman dan ketaqwaan
Menegakkan syiar islam

Sebulan penuh kita kan diuji
Melawan hawa nafsu
Menggapai kemenangan nan fitri
Bersihkan hati yang berlumur dosa

Marhaban ya Ramadhan
Marhaban ya kemenangan
Kusiapkan hati ini, jiwa ini, raga ini
Untuk menyambutmu sepenuh hati


Cinta Sejatiku

Letih hati mencari cinta
Sudah habis sisa-sisa tenagaku
Dimakan waktu seiring berjalan
Tinggal sepi menyayat hati

Kutinggalkan cinta
Ku gapai impian
Cintaku biarlah berlalu
Cinta sejatiku jangan sampai jauh

Cinta sejatiku...
Tuntunlah aku dengan kasihmu
Dalam jalan lurusmu
Sentuh hatiku dengan ayat-ayatmu



Anganku

Anganku menebar pesona
Mengejar mimpi-mimpi indah
Nan kian menjauh
Menepi dari hidupku

Berlari, menari-nari di atas awan
Menjemput pagi dengan langkah pasti
Merayu sangkakala
Dengan wajah berseri-seri

Tiada letih kaki ini melangkah
Menapaki bayang-bayang kehidupan
Merapat menembus lorong waktu
Yang mengharu birukan kehidupan


Perbincangan Malam

Rembulan itu berbisik pelan
Diantara kawan-kawannya yang bersinar
Mengintipku dibalik awan hitam
Seolah mengajakku berbincang

Kutundukkan kepalaku
Seraya tersenyum tersipu malu
Sudut mataku nakal mencuri pandang
Lewat jemari tanganku

Hai rembulan kawan malamku
Haruskah kubiarkan hati ini bicara?
Ataukah kubiarkan tersembunyi saja?
Kawanku kaulah saksi rasaku



Malamku

Angin datang dingin menerpa tubuhku
Berbisik-bisik mengusik indra pendengaranku
Berjuta bintang menyapaku dengan cahya kemilaunya
Seolah menyambut gelapnya malam

Malam...
Hangatkanku dengan selimut awan gelapmu
Buaikanku dengan mimpi-mimpi indah
Jagalah tidurku dengan malaikatmu

Malam...
Tubuh ini akan bersandar sejenak
Terjaga dalam dekapanmu
Untuk menyambut hari esok



Kala Senja

Senja datang dengan pesonanya
Mentari ini pun mulai tinggalkan bumi ini
Kegelapan merasuki langit-langit
Mendekap bumi dengan dinginnya malam
Mata memandang menembus cakrawala

Hati nan gundah lagi sedih
Mencoba menyusup diantara bintang
Mencari jiwa yang sudah lama hilang
Malam berganti siang
Cahaya mentari berganti cahaya bulan dan bintang

Dinginnya malam terobati
Panasnya mentari kala pagi datang
Mungkinkah jiwa yang hilang
Senyuman terukir di hati
Cahaya matahari yang penuh kasih
Tutur katanya yang menyejukkan hati
Kembali menyapa temani hidupku ini

Mungkinkah ini terjad?
Sungguh hanya engkau yang tahu
Engkau yang merajai kehidupan ini



Panggilan Hati

Alunan bedug terdengar olehku
Gema adzan mulai berkumandang
Pertanda kebesaranmu
Lagi kemuliaanmu

Hati terpanggil mendengar panggilanmu
Ingin mengadukan segala rasa di hati
Bersujud menghadapmu penuh kepasrahan
Penuh harapan dan kepastian



Goresan Hati

Gelapnya malam bertabur cahya kemilau
Temani tidurku,melepas jiwa sejenak
Sandarkan segala beban
Biaskan mimpi-mimpi nan indah

Bisikan angin malam
Mendesah-desah menyayat hati
Merasuki relung jiwa yang kosong
Terbuai aku,hanyut dalam gelapnya malam

Kemana hati ini harus bersandar
Membawa goresan luka yang dalam
Sendiri menatap langit yang penuh misteri
Mencoba mengobati luka yang kian merana di hati



Kepergianmu

Diantara bukit-bukit kecil
Bertaburan wewangian bunga-bunga
Air mata tak henti menetes
Pandangi batu nisan nan penuh duka

Kau yang berharga
Kau pelipur lara
Sandaran hati kala luka
Terangi hati nan suram

Kini...
Tinggalah bingkai foto
Dan kenangan di hati
Langit seakan ikut berduka
Teteskan air matanya

Oh Tuhan...
Terangilah jalannya menuju kepadamu
Ampuni segala dosa-dosanya
Sesungguhnya engkaulah yang maha pengampun



Yang mulia

Kumal,usang, kotor lagi tua renta
Itulah sosok di mata masyarakat
Dengan berbekal cawan kecil
Tertatih-tatih meminta belas kasihan

Panas mentari, rintik hujan
Ia hiraukan demi sesuap nasi
Makian,celaan, hinaan meracun hati
Mengiris-iris jiwanya yang semakin rapuh

Tersenyum ...tersenyum lagi ikhlas
Hanya itulah yang menjadi senjatanya
Sejata melawan racun hati
Mencoba mengobati pahitnya hidup

Oh...
Wahai engkau yang merajai hati
Berlapang dada, rendah hati
Betapa mulianya engkau
Bahkan lebih mulia dari mereka
Mereka yang miskin meski kaya
Yakni mereka jualah yang miski arti hidup



Kau Tak Mengerti

Hamparan sesal memelukku
Kau tak mengerti
Sekotak kecil nestapaku pun
Kau tak merasa
Entah,apa hatimu tlah mati?
Terbawa gelombang pantai selatan
Apalagi? Apalagi tentangku yang tak kau mengerti
Hasrat, cita, cinta?
Apalagi?
Aku tak melihatmu
Seperti bertemu udara
Aku tak mendengarmu lagi
Karena mulutmu tiada kata
Kau sungguh tak mengerti
Sekeping rasa di hatiku



Lovely

Lovely,
Aku merindukanmu
Rindu syair-syair terkenang ayatmu
Lovely,
Aku ingin mencintaimu
Cintamu yang kekal hingga akhir hayat
Lovely,
Akankah engkau mau memelukku?
Dengan kehangatan kasihmu
Lovely,
Maafkan aku yang rendah ini
Berikan mata air ampunan
Lovely,
Perlihatkan mataku yang lama buta ini
Jalan terang yang penuh cinta



Biarkan Cintaku Untukmu

Kutinggalkan cintaku yang indah
Jika itu hanya akan membuatmu terluka
Ku musnahkan kenangannya
Jika mengusik kebahagiaanmu

Kau kawan baikku...
Tak mungkin ku bahagia jika kau menangis
Maka sambutlah senyumku dengan ceriamu
Cintanya kini kubiarkan untukmu

Biarkan kau buta akan cintaku kerpadanya
Karna ku tak mau kau akan melepasnya
Jika kau tahu semua itu ada
Aku tahu ini berat,tapi hatiku kan coba meringankannya

Kawan...
Aku menyayangimu melebihi diriku sendiri
Senyummu adalah senyuman terindahku
Air matamu adalah air mata menyakitkanku



Jika

Jika hasratku tak kan mungkin kucapai
Maka hapuslah mimpiku bersamanya
Jika sinar bintang itu bukan untukku
Maka butakan mataku ini
Agar aku tak pernah melihatnya
Jika hatimu yang indah itu tlah terisi
Maka hempaskan dan matikan rasaku ini
Buanglah ke bukit nan jauh disana
Hingga aku tak pernah menjumpainya lagi
Tuhanku...
Jika cintaku hanya menjadi duri belaka
Maka bunuhlah jiwaku ini
Biarkan dia terbang bersamamu
Memiliki nirwana sejatimu

Menunggu Senja

Entah sampai kapan aku akan berdiri disini
Merebahkan penantian tak pasti ini
Selalu menjunjung tinggi harapanku
Meski laksana meruntuhkan matahari

Ku slalu berharap detik segera menuju senja
Dan aku bersigap ke pantai kenangan kita
Menunggu kehadiranmu disana
Di tempat yang kau janjikan

Senja seakan sudah tak asing lagi denganku
Karena dia tahu kesetiaan hati ini
Yang menginginkan kau malaikat kecil
Bersanding denganku menatap buih-buih cinta kita

Terus ... dan terus ku kan mencoba
Menunggu senja tiba dengan senyuman
Karna ruang hatiku tlah terkunci untukmu
Maka kembalilah untukku cinta

Ungkapan Hati

Malam ini penaku seakan ingin terus menari
Menorehkan tinta di atas secarik kertas berserakan itu
Mataku menjadi kawan setianya
Begitu pula jemari mungil riangku

Huruf demi huruf berjajar rapi
Berkumpul dan saling bertemu dalam sebuah makna
Entah darimana barisan kata itu datang
Bersatu padu dalam sebuah ungkapan emas

Ungkapan itu syarat akan keindahan tak bertepi
Kerinduan tak berujung dan kesetiaan tak beratap
Namun laksana hitam putih, ungkapan itu syarat pula akan
Sayatan mendalam yang akan membawa kita pada kesengsaraan

Ku coba hentikan tarian penaku
Mencegah bertemunya huruf-huruf itu kembali
Membiarkan kesucian kertas-kertas itu
Agar ungkapan hati itu tak kan bertamu lagi

Related Post



Post a Comment

Silahkan Berkomentar